35 Contoh Puisi Tentang Alam yang Penuh Makna dan Rasa Syukur

Contoh Puisi Tentang Alam – Begitu banyak karya puisi perihal alam, bukan hanya saja untuk dinikmati dan dikagumi lewat ucapan saja. Bagi orang-orang yang gemar berkata-kata lewat tulisan, alam pun bisa dijadikan puisi.

Baik itu ketakjuban dengan alam itu sendiri, maupun kengerian dikala alam sedang marah. Berikut ini merupakan puisi alam, baik perihal ketakjubannya maupun kengeriannya:

Alam, merupakan salah satu fenomena yang sangat luar biasa sekali baik keindahannya atau kengeriannya dikala ia sedang marah.

Bukan hanya untuk dinikmati saja, seseorang yang merasa takjub akan menuliskan ketakjuban mereka pada alam lewat puisi.

 

contoh puisi tentang alam

 

Puisi Tentang Alam

Berikut ini merupakan puisi tentang alam yang sangat menyentuh sekali bagi siapa saja yang membacanya:

 

Senja, Keindahan Yang Tidak Terganti

Siang mulai berganti

Warna langit pun berkembang menjadi jingga

Burung-burung silih berganti terbang di tengah warna jingga yang kian melebur di langit sana

Siapa saja yang melihatnya, akan takjub dibuatnya

Waktu terus berlari

Warna jingga pun terkikis secara perlahan

Gelap mulai membayangi senja

Meski begitu, keindahan senja tidak akan ada yang menggantikan

Meski gelap semakin pekat

 

Puisi Alam Senja Yang Indah

Aku melihat cahaya keemasan yang timbul di batas cakrawala

Mataku terbelalak dikala melihat keelokannya

Keelokan dari cipta tangan sang Maha Kuasa

Surya telah mempersiapkan diri untuk tenggelam

Menjemput mesra heningnya malam yang tenang

Serta meneguk cahayanya dalam-dalam

Dan menyempurnakan keindahannya

Lembayung nampak indah dengan warna kuningnya

Gradasi yang dibuatnya mirip lukisan dari tangan pelukis ulung

Di sudut-sudut langit sana lah

Hiasan terbesar yang pernah tercipta di sepanjang zaman

 

Lukaku Diusap Sang Bulan

Aku melihat senyuman manis sang bulan seperti menyapaku

Senyumannya terlihat sangat indah menciptakan hatiku serasa mekar

Aku pun terdiam

Memandang indah sang bulan yang tidak pernah jemu

Sinarnya seperti mengusir gelap malam ini

Kunikmati cahayanya menghangatkan badan dan malamku

Serta hati ini terasa senang alasannya ia menyinari malam ini

Bulan, kenapa kau memandangku mirip itu?

Membuatku tidak mengerti dibuatnya

Bahwa setiap keindahan tidak harus senantiasa didekati

Bahwa keindahan tidak harus senantiasa dimiliki

Namun hanya sekedar untuk dipandang dan dikagumi dari kejauhan

 

Potongan Indahnya Surga Nusantara

Masih dalam renungan sisa-sisa subuh

Kicauan burung pun masih terdengar merdu

Menyanyikan kicau sendu perihal indahnya alam pagi ini

Disana, hamparan nirwana terlihat sangat indah

Melukiskan keindahan yang tiada tara

Langit pun terlukis indah dengan warna biru

Diiringi dengan arakan awan yang disapu oleh sang angin

Padi-padi menunduk bersahaja

Terhampar di atas hamparan kuningnya alam persawahan

Gagahnya gunung terlihat menjulang ke langit

Serta deretan pepohonan yang hijau berbaris menanti sang surya

Itulah Indonesiaku

Sebagian potongan nirwana yang Tuhan kirimkan

Itulah Indonesiaku

Indahnya ciptaan tangan Tuhan digoreskan

Itulah Indonesiaku

Hamparannya yang menghias negeri tercinta

Itulah Indonesiaku

Tanah pujian hingga hayat memisahkan

 

Awan

Akulah yang senantiasa bertebaran di angkasa

Berwarna putih, kelabu, dan terkadang hitam

Warna-warna yang menciptakan menawan

Bentukku yang bergelombang, berombak-ombak mirip air di maritim lepas

Tebal namun sangat indah

Bahkan bagaskara pun hingga tidak terlihat

Dan terkadang indahnya pelangi juga terlihat tidak sempurna

Sebab sang selimut yang menutupinya

Jauh di atas sana

Menyelimuti luasnya jagat raya

Ukuran yang tebal tipis

Saling beredar dimana-mana

Indah yang kami ciptakan bukanlah buatan semata

Lembut serta terlihat menawan

Indahnya yang tak bisa dielakkan

Itulah aku, awan

 

Kemana Perginya Alamku Yang Lestari

Sering saya melihat hamparan hijau sawah yang beratapkan birunya langit, namun itu dulu

Sebelah kiri dan kanan sawah membentang, namun itu dulu

Di antara gunung-gunung matahari terbit terlihat malu-malu, namun itu dulu

Sekarang? Kemanakah mereka?

Lapisan tanah senantiasa becek dan berwarna coklat setiap hujan reda

Tanahku kini menjadi abu

Tak ku temukan lagi sawah-sawah yang membentang

Burung-burung pun kehilangan rumahnya

Mahoni dan jati ditebang tanpa sisa

Cemara-cemara tak sehijau dahulu kala

Sekarang yang ada yaitu longsor dan banjir

Gempa bumi dan tsunami

Kekeringan yang terjadi tiada henti

Oh alamku yang lestari, kemanakah kau pergi?

 

Pantai

Saat di tepi pantai

Kucoba memejamkan mata

Melepaskan semua lelah dan beban yang kurasa

Tergeletak di hamparan luasnya pasir

Serta dihiasi dengan cangkang-cangkang kerang yang indah

Gulungan ombak yang menerjang pasir sangat elok dilihat

Nelayan yang menjala ikan, menambah indah pemandangan pantai kala itu

Baca Juga:  Tari Yapong – Asal, Sejarah, Akulturasi Budaya, Gerakan, Fungsi, Keunikan & Pola Lantai

 

Di Atas Bentangan Langit Itu

Di atas bentangan langit yang semu itu

Kemarau tumbuh tiba kepadaku

Diam-diam tumbuh perlahan dan berhembus teramat panjang

Ia pun menyapu lautan

Mengekal bongkahan tanah

Serta menyapu hutan

Kemarau itu tiba kepadaku

Dari Tuhan yang senantiasa membisu tanpa kata

Dari tangan-Nya yang tak pernah menyapa

Dan dari Dia yang senyap tak menoleh

 

Keindahan Alamku, Alam Indonesia

Tatkala saya membuka mata

Tak sepenuhnya saya percaya

Ku kira saya masih bermimpi

Namun nyatanya, saya masih sadar bahwa keindahan yang kulihat memang aktual adanya

Sungguh indah kepulauanku yang satu ini

Dimana pulau-pulau yang lainnya saling berjajar

Dan membentuk deretan pulau yang indah

Dari ujung timur hingga ujung barat, ku lihat gunung-gunung berjejer

Luasnya samudra pun ikut membentang

Airnya yang biru diisi dengan warna-warni makhluk yang Tuhan ciptaka

Bangganya saya menjadi anak Indonesia

Anak ibu pertiwi yang saya cinta

 

Inilah Tanah Airku

Di tepi pantai angin berdesir

Kicauan merdu bunyi burung terdengar saling bersahutan

Rumput-rumput dibasahi oleh embun pagi

Inilah tanah airku

Hijaunya hamparan sawah

Tingginya gunung yang menjulang

Serta rakyatnya yang kondusif dan makmur

Inilah tanah airku

Jagalah dan rawatlah ia selalu

Karena di sana lah saya dilahirkan serta dibesarkan

Dan di sana pula lah saya akan menutup mata

Oh tanah airku, itulah Indonesia

 

Desaku Yang Permai

Hamparan sawah mulai menguning

Mentari disambut oleh sang pagi

Sahutan ayam saling berkokok

Para petani pun sudah bersiap untuk pergi ke sawah

Padi-padi yang berwarna hijau

Sudah siap untuk dipanen

Para petani pun hatinya bersuka ria

Mereka beramai-ramai memotong padi

Gemercik air di sungai

Terlihat sangat bening

Bak sebuah zamrud khatulistiwa

Itulah alamku, desa yang permai.

 

Rembulan Dan Matahari

Saat siang hari

Aku senantiasa teringat pada matahari

Namun pada dikala malam tiba

Aku senantiasa teringat pada sang rembulan

Diantara keduanya saling melengkapi antara ke dua waktu tersebut

Matahari tidak pernah lelah menyinari

Ia senantiasa membiaskan cahayanya dikala siang tiba

Sedangkan sang rembulan senantiasa menerangi malam-malam panjangku

Oh rembulan

Oh matahari

 

Alam, Itulah Namaku

Alam, itulah namaku

Aku merupakan tempat tinggal bagi binatang dan tumbuhan

Bagi semua hewan, saya yaitu rumah dan tempat mereka tumbuh menjadi besar

Berkembang biak, serta tempat untuk mencari makan bagi mereka

Bukan hanya binatang saja, tumbuhan pun mencicipi yang sama

Bagiku sendiri, tumbuhan merupakan perhiasan

Sedangkan binatang merupakan peliharaan

Kesejukan senantiasa ku beri pada mereka serta bagi penduduk bumi yang lainnya

Aku pun menunjukkan oksigen pada semua manusia

Tak lupa ku berikan juga sumber daya pada mereka

Memberikan energi, kekuatan, perhiasan, serta apa yang mereka butuhkan yaitu tugasku

Namun itu dulu, dikala dimana bumi masih stabil keadaannya

Saat bumi tidak dipenuhi oleh orang-orang yang serakah akan sesuatu

Serta dikala penggunaan sumber daya yang ku miliki dipakai sesuai dengan kebutuhan saja

Namun kini, ceritanya telah berbeda

Para insan hanya mementingkan kehidupannya sendiri

Mereka tak pernah memikirkan tentangku

Keserakahan menciptakan mereka ingin mempunyai yang lebih

Ketamakan, kerakusan, serta pemborosan manusia-manusia yang tak bertanggung jawab

Telah membawaku pada kerusakan

Lihatlah, apa yang sudah mereka lakukan terhadapku

Setelah apa yang saya berikan pada mereka, mereka malah membalas dengan merusakku tanpa henti

Mereka menebang pohon-pohonku

Mereka menunjukkan polusi kepadaku

Memburu hewan-hewan yang telah ku besarkan

Mereka merusak ozonku dengan zat-zat absurd yang tak pernah ku kenal sebelumnya

Hatiku sangat perih

Apakah hati mereka tidak pernah sadar

Apakah hati mereka tidak pernah iba

Sungguh hatiku sangat miris sekali, oh alam

 

Indonesiaku, Tanah Airku

Pesonanya nan indah, itulah Indonesiaku

Membuat dunia terpesona akan kehindahannya

Budayanya yang beragam

Musiknya yang beragam

Tarian serta bahasanya pun beragam

Itulah tanah airku

Hutannya yang tumbuh asri

Gunung-gunung yang menjulang hijau

Lautannya yang biru terhampar

Serta semua kekayaan alamnya mengisi indahnya nusantara

Tetaplah engkau terjaga serta lestari

Negeri yang populer dengan sejuta simponi

Sangat indah negeriku ini

Oh Indonesia

Kau lah negara yang sangat indah, tanah airku

 

Indonesiaku Kapan Kau Kembali Menghijau

Aku senantiasa menanti secercah harapan

Melihat Indonesiaku tumbuh hijau

Meski ia semakin tua

Oh Indonesiaku

Aku melihatmu semakin memutih

Yang tergerai dengan dentuman-dentuman inndustri

Engkau pun terlihat semakin meredup

Oh Indonesiaku

Kapankah kau akan kembali menghijau

Dengan anginnya yang sepoi-sepoi

Aku ingin menghabiskan sisa-sisa umurku

Tuk melihat kau tersenyum kembali

 

Derai Cemara Udang

Disela-sela gerimis, angin pantai berhembus

Sejenak, saya pun berteduh di bawah pohon cemara udang

Aku pun mulai lenyap ke arah gubuk bambu yang reot

Gubuk yang tanpa atap berada di tepi jalan itu

Pada senja ini

Tiada lagi yang romantis atau tiada lagi yang bisa membiuskan angan ke dalam khayal-kayalku yang membeku

Karena pantai ini telah sepi

Hanya ada derai cemara udang saja

Dengan rintik gerimisnya yang tak kunjung reda

 

Bencana Telah Melandaku

Dari bunyi gemuruh serta iringan debu bangunan yang runtuh itu

Tempat dimana saya tinggal terlindas habis

Ratusan rumah dan harta benda serta nyawa-nyawa yang tak berdosa lenyap

Kau telah melalap habis, dan saya kehilangan segalanya

Semua mata dunia terperangah menata heran

Karena kejadiannya yang sangat dahsyat

Baca Juga:  Tari Piring : Asal, Sejarah, Makna, Gerakan, Busana dan Keunikan

Berbagai pertolongan dan pertolongan terus mengalir

Dari mereka insan yang berhati nurani

Oh Tuhan, mengapa semua terjadi

Mungkin kami telah banyak mengingkari

Mungkin kami terlalu berbangga dengan salah

Oh Tuhan kami, ampunilah segala dosa

 

Kemana Perginya Engkau Duhai Alam Lestari?

Dahulu saya sering melihat hamparan sawah yang hijau dan beratapkan langit yang biru

Dan di tengah-tengahnya mengalir sungai yang jernih

Matahari pun terbit malu-malu diantara gunung-gunung

Namun sekarang, kemana semuanya?

Setiap habis hujan, lapisan tanah menjadi becek berwarna coklat

Tanahku tak berwarna bubuk mirip dahulu

Sangat usang sekali kucari tanah becekku

Namun sekarang, kemana semuanya?

Kehidupan cemara-cemara yang tinggi menjulang

Tempat tinggal hewan-hewan buatan Tuhan

Sekarang ia tak hijau dan teduh lagi

Tetap tinggi, namun banyak jendela serta lampu-lampu

Kenapa, kenapa semuanya bisa begitu?

Banjir dimana-mana, longsor setiap saat

Asap yang menciptakan murka tetangga bermunculan di arah barat

Padahal dulu pertiwi tidak begitu

Ia hanya tersedu namun tidak malu-malu

Namun sekarang, kini ibu pertiwi sedih, menangis

Ia menanggung pilu dan sambil terlatih

 

Alam Negeri Ini Begitu Sangat Indah

Terdengar sangat merdu kicauan burung di pagi hari

Menandakan hari gres telah berganti

Indahnya alam yang ku lihat ini menciptakan terpaku

Bagaikan dunia yang ku miliki seorang diri

Aku pun memejamkan mata sejenak

Lalu ku rentangkan tanganku sejenak

Sejuk, tenang, serta rasa senang yang ku rasakan

Membuatku seperti terbang kegirangan

Duhai yang menciptakan alam

Aku sulit memendam kekagumanku

Dari mulai siang hingga malam

Pesona yang kau buat tak pernah padam

Desiran angin yang berirama dari pegunungan

Serta tumbuhan-tumbuhannya yang menari-nari

Sangat indah ku lihat

Indahnya bagaikan taman-taman di surga

Keindahan alam pun semakin tepat dibuatnya

Membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona dan terkesima

 

Lautan Yang Sangat Indah Dan Begitu Tenang

Lautan yang sangat indah dan begitu tenang

Memperlihatkan ikan yang sedang bergurau satu sama lain

Dibalik kokohnya kerikil karang

Ditemani dengan tumbuhan maritim yang bergerak ke kiri dan kanan sangat indah

Pemandangan itu, menciptakan terpesona bagi mereka yang melihatnya

Ikan-ikan pun semakin berenang dengan ceria

Air maritim pun sangat tenang serta tidak bergelombang

Suasana lautannya pun sangat nyaman dan tenang

Oh lautanku yang sangat tenang dan begitu indah

 

Tangan-Tangan Yang Tak Bertanggung Jawab

Segalanya hancur luluh lantah

Perbuatan sederhana memang

Namun kesudahannya sangat fatal, sangat besar

Kelihatannya sangat biasa namun sangat menghancurkan

Udara yang dulu segar, kini menjadi penat

Burung yang dulu berkicau kini tak terdengar lagi kicaunya

Api yang terus membara dari waktu ke waktu

Seperti rayap pemusnah

Membuat ribuan orang menanggung kesedihan yang teramat dalam

Tangis-tangis yang menyahat hati tanpa henti

Kesengsaraan yang semakin bertubi-tubi

Bagaikan beban yang berada di atas gunung-gunung menimbun padat

Bagaikan hamparan padang rumput yang subur dan hijau

Sekarang telah berkembang menjadi hitam dan tak terlihat

Jernihnya air pun sudah tak terlihat

Berbagai habitat telah pergi mencari proteksi ke sana ke mari

Jangan pernah salahkan mereka

Jika mereka mengancam warga dan memangsa hewan-hewan ternaknya

Berbuat kerusakan dimana-mana untuk sekedar mencari tempat, mencari makan

Karena kehidupannya telah direnggut oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab

 

Alamku  Menjadi Gersang

Dulu saya dilahirkan di alam yang permai

Serta dibuai dengan lindungan alamnya yang indah

Yang selalu mengingatkanku pada buaiannya ibu pertiwi

Dengan senandung rindu dalam dekapan alam

Namun semua, kini hanya pandangan

Entah pergi ke mana serta menjadi apa sekarang

Ia hanya menjadi kenangan silamku

Kini ia bagai ditelan oleh rakusnya manusia

Yang jauh dari rasa belas kasihan di dalam hidupnya

Kemana aka ku cari lagi?

keindahan alam yang telah melahirkan dan membesarkanku

Kemana lagi saya harus mengadukan semua ini?

Agar bisa kembali ke alam permaiku

Semuanya telah gersang dan tak tau lagi kapan menjadi indah mirip sedia kala

 

Puisi Tentang Keindahan Alam

 

Apakah anda sudah memahami pengertian puisi yang sudah disampaikan di atas? Untuk lebih memahami, berikut yaitu beberapa contoh puisi tentang alam :

 

Puisi Pesona Alam Hijau

Terperosok pada hamparan hijau

Menggantung pada nuansa manja ilalang

Tunggu! Akan ku hirup perlahan aroma rumput ini

Sebab, ku tau inilah ciptaan Tuhan yang harus kita nikmati

Jauh di ufuk kehijauan

Dengan dasar coklat yang menyatu pada komponen penting

Berbasis kesuburan, yang terikat pada keindahan tumbuhan liar

Sebut saja Bunga.

Bunga menimbulkan sepasang aksa siap meraih

Sentuhan halus jemari mungil

Siap mengabadikan momen kemekarannya

Bidikan-bidikan kecil siap menimbulkan momen indah untuk dikenang

Sebagai hal ciptaan Tuhan yang terindah

 

Puisi Melodi Senja

Menampakkan diri bukanlah hal yang sulit

Senja, tidak akan lupa dimana ia harus terlihat indah

Jingga yang terlukis, terpatri dalam jiwa cintanya

Sedetik, dua detik ia akan dibenci

Namun, kebenciannya selalu dirindukan

Penikmat senja selalu menanti kehadirannya

Nuansanya mendominasi Nabastala seantero jagat raya

 

Puisi Pantai

Ombak menari dalam luasnya samudra

Menepis rindu pada bumi pertiwi

Pohon menari bersama angin yang tertiup

Belungsang alam kian terdengar buas

Kubiarkan ombak mengusap

Kaki-kakiku tersapu lembut bersama pasir putih

Kerian itu mulai menusuk kalbu ku

Jauh diufuk kebiruan hamparan maritim dan langit

Yang kini menjadi daya favorit tiada kira

Baca Juga:  Kumpulan Contoh Pantun Berbakti Kepada Orang Tua

 

Puisi Lautan Bumi Pertiwi

Terbentang luas alam Negeriku

Puisi ini.. ku berikan cinta untukmu

Semilir angin dipesisir laut

Menyadarkan arti sebuah keanekaragaman

Rimpuh.. kisahmu kini

Nestapa yang kian membuncah

Sadar bahwa usiamu kini sudah menua

Tapi hasrat.. kau selalu di genggam

Pohon, danau, maritim mulai mengobarkan industri alam yang baru

Mengisi cinta pada perolehan yang kelak tidak menjadi kekal

Nabastala berkata.

Bahwa bumi ini akan menjadi bumi yang kekal dan abadi

Dengan pancaran indah pesona sang Ilahi

 

Puisi Kaulah Senjaku

Tersisip warna pada nabastala

Sepasang aksa tertuju pada titik itu

Aku ! Aku yang hanya penikmat senjamu

Apa daya ku yang selalu iri akan kecantikan disaat

bidikanmu terlihat indah

Senja..

Jika kau hanya muncul beberapa dikala saja

Meski kau juga selalu menerima cacian

Tapi kau, tak pernah merasa sedih untuk selalu hadir

Warnamu memang menjadi incaran

Elokmu juga menjadi kegembiraan

Tenangmu menimbulkan kalbuku semakin damai

Senja..

Tetaplah menjadi keindahan yang tiada pudar

Menarilah, bersama burung-burung yang datang

Hiasi langin seantero jagat raya.

 

Puisi Tentang Alam yang Mengisi Damai Negeri

Indonesia ku…

Damai lantunan nada terdengar

Ragam budaya

Ragam bahasa

Ragam musik dan tari

Indonesia nan elok memikat kalbu sang maha kuasa

Hijaunya padang rumput

Birunya lautan

Menakdirkan kisah tanpa batas

Ragam budaya..

Menampilkan keanekaragaman suku yang ada

Ragam musik..

Memberikan ciri khas pada setiap daerah

Indonesia ku….

Terima kasih, kami ucapkan pada bumi pertiwi

Yang telah mengisi penuh indahnya Nusantara

 

Puisi Namai Aku Si Hijau

Hai namaku Hijau

Seseorang selalu memanggilku Hijau

Sebab, saya selalu menunjukkan oksigen di pagi hari

Untuk kesejukan oksigen manusia

Bahkan insan pun selalu melindungiku

Memberi makan, untuk asupan kehidupanku

Memberi pertolongan ketika saya membutuhkannya

Maka, saya pun harus berkawan dengan manusia

Memberikan energi, kekuatan untuk mereka gunakan

Sebab mereka telah melindungiku hingga saya menjadi sumber kehidupan mereka

 

Puisi Lautan yang Indah Dan Tenang

Angin pantai terseka oleh gerimis

Menegaskan rasa pada hentakan kisah Alam

Lereng bertangga, membawa nada lukisan penuh makna

Warna hijau, menghasilkan ladang yang siap panen

Manusia yang melihatku niscaya terpesona

Dengan keindahan yang siap menyemai kalbu

Serentak aksa mulai terhipnotis

Kesejukan air mulai membawa menuju arah kebahagiaan masa kecil

Keindahan Dunia

Aku siap mempertaruhkan nyawa demi kebahagiaanmu

Bertahan diri mirip gunung

Demi melihat ciptaan Tuhan yang sungguh megah

 

Puisi Alam yang Damai

Bersiul ibarat burung yang terbang bebas

Menikmati rona cerah pada nabastala

Raja Bumi mulai menampakkan cahaya indah

Menyinari bumi kala siang menerpa

Sendiri ku menatap indahnya dunia

Bersama ilalang yang siap membelai hari-hari ku

Kicauannya terdengar sangat tajam

Berbaris panah, bersama kawanan para mega berwarna putih

Jaga dia, sahutku perlahan

Melihat keindahan Bumi yang nampak megah

Kesegaran alam yang masih murni

Berlapis sayang perihal alam

 

Puisi Tanah Airku

Duduk melamun menatap Negeri yang kaya akan makna

Warna coklat dan hijau, mempunyai arti kekuatan tersendiri

Seluruh elemen pendukung menghadirkan rasa Tanah air yang semakin kuat

Indonesiaku…

Menjadi topik pujian Negeri

Menjadi salah satu tokoh dalam kekokohan Negara

Menjadi Bapak akan hal keanekaragaman Budaya

Menjadi pola Negeri yang tenang dan sejahtera

Berprinsip membangun Negeri

Banggakah?

Banggakah engkau berdiri di tanah air ini ?

Banggakah engkau mencium aroma frasa pada detak jantung negeri ?

Tuturku berkata “Bangga”.

Negeriku perihal alamku.

Yang menyadarkanku akan hal indahnya alam dari sang maha agung

Cintaku pada alam semakin lekat adanya aroma khas penyejuk kalbu.

 

Puisi Tentang Rasa dan Frasa Alamku

Dari sudut perkotaan yang hingar bingar

Menurunkan radar pada puncak se antero jagat

Tragis! Sorakku berdengung

Menuai hasil jelek sesudah dijajah oleh penguasa tak bertuan

Menangis!

Alam mulai menangis

Menyadari bumi yang semakin goyang

Namun, maritim menjawabnya

Melalui ombak yang kian menari

Indah bila ku gabungkan bersama lembayung senja

Tropisnya Negeri, meminang aksa untuk berkunjung

Detakmu kini. Membuatku semakin yakin

Akan hal alam yang menyeka ku untuk bersujud.

Terima kasih Alam

Terima kasih Bumi

Engkau menjadi penguat dari kekuatan rasa, cinta insan pada setitik kisah dari manisnya lautan hijau

 

Puisi Inilah Desaku

Beradu pada kisah perkotaan

Nuansa biru menjadi dominasi penduduk yang damai

Hijaunya pepohonan mengalirkan rasa sejuk di setiap tetes keringat yang mengucur deras

Inilah aku…

Sebuah tempat kecil yang dihuni oleh sebagian kaum bawah

Namun, saya tak menangis

Bahwa saya bisa membawa mereka pada alamku

Alam desa yang hadir untuk perdamaian

Desa yang menunjukkan kekuatan pada bumi pertiwi

Airku selalu terasa segar

Tak ada polusi, tak ada pencemaran, dan tak ada keramaian pemberontakan

Inilah aku…

Desa yang penuh kedamaian

Desa yang mempunyai topik kerinduan

Desa yang mempunyai segala hal dari arti yang dalam perihal alam yang terasa dama

 

Itulah beberapa contoh puisi tentang alam yang dibentuk oleh orang-orang yang senang menuangkan merupakan ketakjuban serta kengerian mereka pada alam lewat tulisan. Dengan beberapa puisi alam di atas, semoga kita tetap menjadi orang-orang yang cinta dan peduli dengan alam kita.

Maka apapun rasa sanggup terlukis secara perlahan dari gesekan pena yang mengalur menjadi diksi bermakna. Puisi perihal alam tentunya mengingatkan kita untuk selalu peduli terhadap alam di sekitar kita.

0
Just Admin
Just Admin

Just ordinary blogger.

Artikel Terkait

Leave a Comment