35 Contoh Puisi Tentang Alam yang Penuh Makna dan Rasa Syukur
Contoh Puisi Tentang Alam – Begitu banyak karya puisi perihal alam, bukan hanya saja untuk dinikmati dan dikagumi lewat ucapan saja. Bagi orang-orang yang gemar berkata-kata lewat tulisan, alam pun bisa dijadikan puisi.
Baik itu ketakjuban dengan alam itu sendiri, maupun kengerian dikala alam sedang marah. Berikut ini merupakan puisi alam, baik perihal ketakjubannya maupun kengeriannya:
Alam, merupakan salah satu fenomena yang sangat luar biasa sekali baik keindahannya atau kengeriannya dikala ia sedang marah.
Bukan hanya untuk dinikmati saja, seseorang yang merasa takjub akan menuliskan ketakjuban mereka pada alam lewat puisi.
Puisi Tentang Alam
Berikut ini merupakan puisi tentang alam yang sangat menyentuh sekali bagi siapa saja yang membacanya:
Senja, Keindahan Yang Tidak Terganti
Siang mulai berganti
Warna langit pun berkembang menjadi jingga
Burung-burung silih berganti terbang di tengah warna jingga yang kian melebur di langit sana
Siapa saja yang melihatnya, akan takjub dibuatnya
Waktu terus berlari
Warna jingga pun terkikis secara perlahan
Gelap mulai membayangi senja
Meski begitu, keindahan senja tidak akan ada yang menggantikan
Meski gelap semakin pekat
Puisi Alam Senja Yang Indah
Aku melihat cahaya keemasan yang timbul di batas cakrawala
Mataku terbelalak dikala melihat keelokannya
Keelokan dari cipta tangan sang Maha Kuasa
Surya telah mempersiapkan diri untuk tenggelam
Menjemput mesra heningnya malam yang tenang
Serta meneguk cahayanya dalam-dalam
Dan menyempurnakan keindahannya
Lembayung nampak indah dengan warna kuningnya
Gradasi yang dibuatnya mirip lukisan dari tangan pelukis ulung
Di sudut-sudut langit sana lah
Hiasan terbesar yang pernah tercipta di sepanjang zaman
Lukaku Diusap Sang Bulan
Aku melihat senyuman manis sang bulan seperti menyapaku
Senyumannya terlihat sangat indah menciptakan hatiku serasa mekar
Aku pun terdiam
Memandang indah sang bulan yang tidak pernah jemu
Sinarnya seperti mengusir gelap malam ini
Kunikmati cahayanya menghangatkan badan dan malamku
Serta hati ini terasa senang alasannya ia menyinari malam ini
Bulan, kenapa kau memandangku mirip itu?
Membuatku tidak mengerti dibuatnya
Bahwa setiap keindahan tidak harus senantiasa didekati
Bahwa keindahan tidak harus senantiasa dimiliki
Namun hanya sekedar untuk dipandang dan dikagumi dari kejauhan
Potongan Indahnya Surga Nusantara
Masih dalam renungan sisa-sisa subuh
Kicauan burung pun masih terdengar merdu
Menyanyikan kicau sendu perihal indahnya alam pagi ini
Disana, hamparan nirwana terlihat sangat indah
Melukiskan keindahan yang tiada tara
Langit pun terlukis indah dengan warna biru
Diiringi dengan arakan awan yang disapu oleh sang angin
Padi-padi menunduk bersahaja
Terhampar di atas hamparan kuningnya alam persawahan
Gagahnya gunung terlihat menjulang ke langit
Serta deretan pepohonan yang hijau berbaris menanti sang surya
Itulah Indonesiaku
Sebagian potongan nirwana yang Tuhan kirimkan
Itulah Indonesiaku
Indahnya ciptaan tangan Tuhan digoreskan
Itulah Indonesiaku
Hamparannya yang menghias negeri tercinta
Itulah Indonesiaku
Tanah pujian hingga hayat memisahkan
Awan
Akulah yang senantiasa bertebaran di angkasa
Berwarna putih, kelabu, dan terkadang hitam
Warna-warna yang menciptakan menawan
Bentukku yang bergelombang, berombak-ombak mirip air di maritim lepas
Tebal namun sangat indah
Bahkan bagaskara pun hingga tidak terlihat
Dan terkadang indahnya pelangi juga terlihat tidak sempurna
Sebab sang selimut yang menutupinya
Jauh di atas sana
Menyelimuti luasnya jagat raya
Ukuran yang tebal tipis
Saling beredar dimana-mana
Indah yang kami ciptakan bukanlah buatan semata
Lembut serta terlihat menawan
Indahnya yang tak bisa dielakkan
Itulah aku, awan
Kemana Perginya Alamku Yang Lestari
Sering saya melihat hamparan hijau sawah yang beratapkan birunya langit, namun itu dulu
Sebelah kiri dan kanan sawah membentang, namun itu dulu
Di antara gunung-gunung matahari terbit terlihat malu-malu, namun itu dulu
Sekarang? Kemanakah mereka?
Lapisan tanah senantiasa becek dan berwarna coklat setiap hujan reda
Tanahku kini menjadi abu
Tak ku temukan lagi sawah-sawah yang membentang
Burung-burung pun kehilangan rumahnya
Mahoni dan jati ditebang tanpa sisa
Cemara-cemara tak sehijau dahulu kala
Sekarang yang ada yaitu longsor dan banjir
Gempa bumi dan tsunami
Kekeringan yang terjadi tiada henti
Oh alamku yang lestari, kemanakah kau pergi?
Pantai
Saat di tepi pantai
Kucoba memejamkan mata
Melepaskan semua lelah dan beban yang kurasa
Tergeletak di hamparan luasnya pasir
Serta dihiasi dengan cangkang-cangkang kerang yang indah
Gulungan ombak yang menerjang pasir sangat elok dilihat
Nelayan yang menjala ikan, menambah indah pemandangan pantai kala itu
Di Atas Bentangan Langit Itu
Di atas bentangan langit yang semu itu
Kemarau tumbuh tiba kepadaku
Diam-diam tumbuh perlahan dan berhembus teramat panjang
Ia pun menyapu lautan
Mengekal bongkahan tanah
Serta menyapu hutan
Kemarau itu tiba kepadaku
Dari Tuhan yang senantiasa membisu tanpa kata
Dari tangan-Nya yang tak pernah menyapa
Dan dari Dia yang senyap tak menoleh
Keindahan Alamku, Alam Indonesia
Tatkala saya membuka mata
Tak sepenuhnya saya percaya
Ku kira saya masih bermimpi
Namun nyatanya, saya masih sadar bahwa keindahan yang kulihat memang aktual adanya
Sungguh indah kepulauanku yang satu ini
Dimana pulau-pulau yang lainnya saling berjajar
Dan membentuk deretan pulau yang indah
Dari ujung timur hingga ujung barat, ku lihat gunung-gunung berjejer
Luasnya samudra pun ikut membentang
Airnya yang biru diisi dengan warna-warni makhluk yang Tuhan ciptaka
Bangganya saya menjadi anak Indonesia
Anak ibu pertiwi yang saya cinta
Inilah Tanah Airku
Di tepi pantai angin berdesir
Kicauan merdu bunyi burung terdengar saling bersahutan
Rumput-rumput dibasahi oleh embun pagi
Inilah tanah airku
Hijaunya hamparan sawah
Tingginya gunung yang menjulang
Serta rakyatnya yang kondusif dan makmur
Inilah tanah airku
Jagalah dan rawatlah ia selalu
Karena di sana lah saya dilahirkan serta dibesarkan
Dan di sana pula lah saya akan menutup mata
Oh tanah airku, itulah Indonesia
Desaku Yang Permai
Hamparan sawah mulai menguning
Mentari disambut oleh sang pagi
Sahutan ayam saling berkokok
Para petani pun sudah bersiap untuk pergi ke sawah
Padi-padi yang berwarna hijau
Sudah siap untuk dipanen
Para petani pun hatinya bersuka ria
Mereka beramai-ramai memotong padi
Gemercik air di sungai
Terlihat sangat bening
Bak sebuah zamrud khatulistiwa
Itulah alamku, desa yang permai.
Rembulan Dan Matahari
Saat siang hari
Aku senantiasa teringat pada matahari
Namun pada dikala malam tiba
Aku senantiasa teringat pada sang rembulan
Diantara keduanya saling melengkapi antara ke dua waktu tersebut
Matahari tidak pernah lelah menyinari
Ia senantiasa membiaskan cahayanya dikala siang tiba
Sedangkan sang rembulan senantiasa menerangi malam-malam panjangku
Oh rembulan
Oh matahari
Alam, Itulah Namaku
Alam, itulah namaku
Aku merupakan tempat tinggal bagi binatang dan tumbuhan
Bagi semua hewan, saya yaitu rumah dan tempat mereka tumbuh menjadi besar
Berkembang biak, serta tempat untuk mencari makan bagi mereka
Bukan hanya binatang saja, tumbuhan pun mencicipi yang sama
Bagiku sendiri, tumbuhan merupakan perhiasan
Sedangkan binatang merupakan peliharaan
Kesejukan senantiasa ku beri pada mereka serta bagi penduduk bumi yang lainnya
Aku pun menunjukkan oksigen pada semua manusia
Tak lupa ku berikan juga sumber daya pada mereka
Memberikan energi, kekuatan, perhiasan, serta apa yang mereka butuhkan yaitu tugasku
Namun itu dulu, dikala dimana bumi masih stabil keadaannya
Saat bumi tidak dipenuhi oleh orang-orang yang serakah akan sesuatu
Serta dikala penggunaan sumber daya yang ku miliki dipakai sesuai dengan kebutuhan saja
Namun kini, ceritanya telah berbeda
Para insan hanya mementingkan kehidupannya sendiri
Mereka tak pernah memikirkan tentangku
Keserakahan menciptakan mereka ingin mempunyai yang lebih
Ketamakan, kerakusan, serta pemborosan manusia-manusia yang tak bertanggung jawab
Telah membawaku pada kerusakan
Lihatlah, apa yang sudah mereka lakukan terhadapku
Setelah apa yang saya berikan pada mereka, mereka malah membalas dengan merusakku tanpa henti
Mereka menebang pohon-pohonku
Mereka menunjukkan polusi kepadaku
Memburu hewan-hewan yang telah ku besarkan
Mereka merusak ozonku dengan zat-zat absurd yang tak pernah ku kenal sebelumnya
Hatiku sangat perih
Apakah hati mereka tidak pernah sadar
Apakah hati mereka tidak pernah iba
Sungguh hatiku sangat miris sekali, oh alam
Indonesiaku, Tanah Airku
Pesonanya nan indah, itulah Indonesiaku
Membuat dunia terpesona akan kehindahannya
Budayanya yang beragam
Musiknya yang beragam
Tarian serta bahasanya pun beragam
Itulah tanah airku
Hutannya yang tumbuh asri
Gunung-gunung yang menjulang hijau
Lautannya yang biru terhampar
Serta semua kekayaan alamnya mengisi indahnya nusantara
Tetaplah engkau terjaga serta lestari
Negeri yang populer dengan sejuta simponi
Sangat indah negeriku ini
Oh Indonesia
Kau lah negara yang sangat indah, tanah airku
Indonesiaku Kapan Kau Kembali Menghijau
Aku senantiasa menanti secercah harapan
Melihat Indonesiaku tumbuh hijau
Meski ia semakin tua
Oh Indonesiaku
Aku melihatmu semakin memutih
Yang tergerai dengan dentuman-dentuman inndustri
Engkau pun terlihat semakin meredup
Oh Indonesiaku
Kapankah kau akan kembali menghijau
Dengan anginnya yang sepoi-sepoi
Aku ingin menghabiskan sisa-sisa umurku
Tuk melihat kau tersenyum kembali
Derai Cemara Udang
Disela-sela gerimis, angin pantai berhembus
Sejenak, saya pun berteduh di bawah pohon cemara udang
Aku pun mulai lenyap ke arah gubuk bambu yang reot
Gubuk yang tanpa atap berada di tepi jalan itu
Pada senja ini
Tiada lagi yang romantis atau tiada lagi yang bisa membiuskan angan ke dalam khayal-kayalku yang membeku
Karena pantai ini telah sepi
Hanya ada derai cemara udang saja
Dengan rintik gerimisnya yang tak kunjung reda
Bencana Telah Melandaku
Dari bunyi gemuruh serta iringan debu bangunan yang runtuh itu
Tempat dimana saya tinggal terlindas habis
Ratusan rumah dan harta benda serta nyawa-nyawa yang tak berdosa lenyap
Kau telah melalap habis, dan saya kehilangan segalanya
Semua mata dunia terperangah menata heran
Karena kejadiannya yang sangat dahsyat
Berbagai pertolongan dan pertolongan terus mengalir
Dari mereka insan yang berhati nurani
Oh Tuhan, mengapa semua terjadi
Mungkin kami telah banyak mengingkari
Mungkin kami terlalu berbangga dengan salah
Oh Tuhan kami, ampunilah segala dosa
Kemana Perginya Engkau Duhai Alam Lestari?
Dahulu saya sering melihat hamparan sawah yang hijau dan beratapkan langit yang biru
Dan di tengah-tengahnya mengalir sungai yang jernih
Matahari pun terbit malu-malu diantara gunung-gunung
Namun sekarang, kemana semuanya?
Setiap habis hujan, lapisan tanah menjadi becek berwarna coklat
Tanahku tak berwarna bubuk mirip dahulu
Sangat usang sekali kucari tanah becekku
Namun sekarang, kemana semuanya?
Kehidupan cemara-cemara yang tinggi menjulang
Tempat tinggal hewan-hewan buatan Tuhan
Sekarang ia tak hijau dan teduh lagi
Tetap tinggi, namun banyak jendela serta lampu-lampu
Kenapa, kenapa semuanya bisa begitu?
Banjir dimana-mana, longsor setiap saat
Asap yang menciptakan murka tetangga bermunculan di arah barat
Padahal dulu pertiwi tidak begitu
Ia hanya tersedu namun tidak malu-malu
Namun sekarang, kini ibu pertiwi sedih, menangis
Ia menanggung pilu dan sambil terlatih
Alam Negeri Ini Begitu Sangat Indah
Terdengar sangat merdu kicauan burung di pagi hari
Menandakan hari gres telah berganti
Indahnya alam yang ku lihat ini menciptakan terpaku
Bagaikan dunia yang ku miliki seorang diri
Aku pun memejamkan mata sejenak
Lalu ku rentangkan tanganku sejenak
Sejuk, tenang, serta rasa senang yang ku rasakan
Membuatku seperti terbang kegirangan
Duhai yang menciptakan alam
Aku sulit memendam kekagumanku
Dari mulai siang hingga malam
Pesona yang kau buat tak pernah padam
Desiran angin yang berirama dari pegunungan
Serta tumbuhan-tumbuhannya yang menari-nari
Sangat indah ku lihat
Indahnya bagaikan taman-taman di surga
Keindahan alam pun semakin tepat dibuatnya
Membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona dan terkesima
Lautan Yang Sangat Indah Dan Begitu Tenang
Lautan yang sangat indah dan begitu tenang
Memperlihatkan ikan yang sedang bergurau satu sama lain
Dibalik kokohnya kerikil karang
Ditemani dengan tumbuhan maritim yang bergerak ke kiri dan kanan sangat indah
Pemandangan itu, menciptakan terpesona bagi mereka yang melihatnya
Ikan-ikan pun semakin berenang dengan ceria
Air maritim pun sangat tenang serta tidak bergelombang
Suasana lautannya pun sangat nyaman dan tenang
Oh lautanku yang sangat tenang dan begitu indah
Tangan-Tangan Yang Tak Bertanggung Jawab
Segalanya hancur luluh lantah
Perbuatan sederhana memang
Namun kesudahannya sangat fatal, sangat besar
Kelihatannya sangat biasa namun sangat menghancurkan
Udara yang dulu segar, kini menjadi penat
Burung yang dulu berkicau kini tak terdengar lagi kicaunya
Api yang terus membara dari waktu ke waktu
Seperti rayap pemusnah
Membuat ribuan orang menanggung kesedihan yang teramat dalam
Tangis-tangis yang menyahat hati tanpa henti
Kesengsaraan yang semakin bertubi-tubi
Bagaikan beban yang berada di atas gunung-gunung menimbun padat
Bagaikan hamparan padang rumput yang subur dan hijau
Sekarang telah berkembang menjadi hitam dan tak terlihat
Jernihnya air pun sudah tak terlihat
Berbagai habitat telah pergi mencari proteksi ke sana ke mari
Jangan pernah salahkan mereka
Jika mereka mengancam warga dan memangsa hewan-hewan ternaknya
Berbuat kerusakan dimana-mana untuk sekedar mencari tempat, mencari makan
Karena kehidupannya telah direnggut oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab
Alamku Menjadi Gersang
Dulu saya dilahirkan di alam yang permai
Serta dibuai dengan lindungan alamnya yang indah
Yang selalu mengingatkanku pada buaiannya ibu pertiwi
Dengan senandung rindu dalam dekapan alam
Namun semua, kini hanya pandangan
Entah pergi ke mana serta menjadi apa sekarang
Ia hanya menjadi kenangan silamku
Kini ia bagai ditelan oleh rakusnya manusia
Yang jauh dari rasa belas kasihan di dalam hidupnya
Kemana aka ku cari lagi?
keindahan alam yang telah melahirkan dan membesarkanku
Kemana lagi saya harus mengadukan semua ini?
Agar bisa kembali ke alam permaiku
Semuanya telah gersang dan tak tau lagi kapan menjadi indah mirip sedia kala
Puisi Tentang Keindahan Alam
Apakah anda sudah memahami pengertian puisi yang sudah disampaikan di atas? Untuk lebih memahami, berikut yaitu beberapa contoh puisi tentang alam :
Puisi Pesona Alam Hijau
Terperosok pada hamparan hijau
Menggantung pada nuansa manja ilalang
Tunggu! Akan ku hirup perlahan aroma rumput ini
Sebab, ku tau inilah ciptaan Tuhan yang harus kita nikmati
Jauh di ufuk kehijauan
Dengan dasar coklat yang menyatu pada komponen penting
Berbasis kesuburan, yang terikat pada keindahan tumbuhan liar
Sebut saja Bunga.
Bunga menimbulkan sepasang aksa siap meraih
Sentuhan halus jemari mungil
Siap mengabadikan momen kemekarannya
Bidikan-bidikan kecil siap menimbulkan momen indah untuk dikenang
Sebagai hal ciptaan Tuhan yang terindah
Puisi Melodi Senja
Menampakkan diri bukanlah hal yang sulit
Senja, tidak akan lupa dimana ia harus terlihat indah
Jingga yang terlukis, terpatri dalam jiwa cintanya
Sedetik, dua detik ia akan dibenci
Namun, kebenciannya selalu dirindukan
Penikmat senja selalu menanti kehadirannya
Nuansanya mendominasi Nabastala seantero jagat raya
Puisi Pantai
Ombak menari dalam luasnya samudra
Menepis rindu pada bumi pertiwi
Pohon menari bersama angin yang tertiup
Belungsang alam kian terdengar buas
Kubiarkan ombak mengusap
Kaki-kakiku tersapu lembut bersama pasir putih
Kerian itu mulai menusuk kalbu ku
Jauh diufuk kebiruan hamparan maritim dan langit
Yang kini menjadi daya favorit tiada kira
Puisi Lautan Bumi Pertiwi
Terbentang luas alam Negeriku
Puisi ini.. ku berikan cinta untukmu
Semilir angin dipesisir laut
Menyadarkan arti sebuah keanekaragaman
Rimpuh.. kisahmu kini
Nestapa yang kian membuncah
Sadar bahwa usiamu kini sudah menua
Tapi hasrat.. kau selalu di genggam
Pohon, danau, maritim mulai mengobarkan industri alam yang baru
Mengisi cinta pada perolehan yang kelak tidak menjadi kekal
Nabastala berkata.
Bahwa bumi ini akan menjadi bumi yang kekal dan abadi
Dengan pancaran indah pesona sang Ilahi
Puisi Kaulah Senjaku
Tersisip warna pada nabastala
Sepasang aksa tertuju pada titik itu
Aku ! Aku yang hanya penikmat senjamu
Apa daya ku yang selalu iri akan kecantikan disaat
bidikanmu terlihat indah
Senja..
Jika kau hanya muncul beberapa dikala saja
Meski kau juga selalu menerima cacian
Tapi kau, tak pernah merasa sedih untuk selalu hadir
Warnamu memang menjadi incaran
Elokmu juga menjadi kegembiraan
Tenangmu menimbulkan kalbuku semakin damai
Senja..
Tetaplah menjadi keindahan yang tiada pudar
Menarilah, bersama burung-burung yang datang
Hiasi langin seantero jagat raya.
Puisi Tentang Alam yang Mengisi Damai Negeri
Indonesia ku…
Damai lantunan nada terdengar
Ragam budaya
Ragam bahasa
Ragam musik dan tari
Indonesia nan elok memikat kalbu sang maha kuasa
Hijaunya padang rumput
Birunya lautan
Menakdirkan kisah tanpa batas
Ragam budaya..
Menampilkan keanekaragaman suku yang ada
Ragam musik..
Memberikan ciri khas pada setiap daerah
Indonesia ku….
Terima kasih, kami ucapkan pada bumi pertiwi
Yang telah mengisi penuh indahnya Nusantara
Puisi Namai Aku Si Hijau
Hai namaku Hijau
Seseorang selalu memanggilku Hijau
Sebab, saya selalu menunjukkan oksigen di pagi hari
Untuk kesejukan oksigen manusia
Bahkan insan pun selalu melindungiku
Memberi makan, untuk asupan kehidupanku
Memberi pertolongan ketika saya membutuhkannya
Maka, saya pun harus berkawan dengan manusia
Memberikan energi, kekuatan untuk mereka gunakan
Sebab mereka telah melindungiku hingga saya menjadi sumber kehidupan mereka
Puisi Lautan yang Indah Dan Tenang
Angin pantai terseka oleh gerimis
Menegaskan rasa pada hentakan kisah Alam
Lereng bertangga, membawa nada lukisan penuh makna
Warna hijau, menghasilkan ladang yang siap panen
Manusia yang melihatku niscaya terpesona
Dengan keindahan yang siap menyemai kalbu
Serentak aksa mulai terhipnotis
Kesejukan air mulai membawa menuju arah kebahagiaan masa kecil
Keindahan Dunia
Aku siap mempertaruhkan nyawa demi kebahagiaanmu
Bertahan diri mirip gunung
Demi melihat ciptaan Tuhan yang sungguh megah
Puisi Alam yang Damai
Bersiul ibarat burung yang terbang bebas
Menikmati rona cerah pada nabastala
Raja Bumi mulai menampakkan cahaya indah
Menyinari bumi kala siang menerpa
Sendiri ku menatap indahnya dunia
Bersama ilalang yang siap membelai hari-hari ku
Kicauannya terdengar sangat tajam
Berbaris panah, bersama kawanan para mega berwarna putih
Jaga dia, sahutku perlahan
Melihat keindahan Bumi yang nampak megah
Kesegaran alam yang masih murni
Berlapis sayang perihal alam
Puisi Tanah Airku
Duduk melamun menatap Negeri yang kaya akan makna
Warna coklat dan hijau, mempunyai arti kekuatan tersendiri
Seluruh elemen pendukung menghadirkan rasa Tanah air yang semakin kuat
Indonesiaku…
Menjadi topik pujian Negeri
Menjadi salah satu tokoh dalam kekokohan Negara
Menjadi Bapak akan hal keanekaragaman Budaya
Menjadi pola Negeri yang tenang dan sejahtera
Berprinsip membangun Negeri
Banggakah?
Banggakah engkau berdiri di tanah air ini ?
Banggakah engkau mencium aroma frasa pada detak jantung negeri ?
Tuturku berkata “Bangga”.
Negeriku perihal alamku.
Yang menyadarkanku akan hal indahnya alam dari sang maha agung
Cintaku pada alam semakin lekat adanya aroma khas penyejuk kalbu.
Puisi Tentang Rasa dan Frasa Alamku
Dari sudut perkotaan yang hingar bingar
Menurunkan radar pada puncak se antero jagat
Tragis! Sorakku berdengung
Menuai hasil jelek sesudah dijajah oleh penguasa tak bertuan
Menangis!
Alam mulai menangis
Menyadari bumi yang semakin goyang
Namun, maritim menjawabnya
Melalui ombak yang kian menari
Indah bila ku gabungkan bersama lembayung senja
Tropisnya Negeri, meminang aksa untuk berkunjung
Detakmu kini. Membuatku semakin yakin
Akan hal alam yang menyeka ku untuk bersujud.
Terima kasih Alam
Terima kasih Bumi
Engkau menjadi penguat dari kekuatan rasa, cinta insan pada setitik kisah dari manisnya lautan hijau
Puisi Inilah Desaku
Beradu pada kisah perkotaan
Nuansa biru menjadi dominasi penduduk yang damai
Hijaunya pepohonan mengalirkan rasa sejuk di setiap tetes keringat yang mengucur deras
Inilah aku…
Sebuah tempat kecil yang dihuni oleh sebagian kaum bawah
Namun, saya tak menangis
Bahwa saya bisa membawa mereka pada alamku
Alam desa yang hadir untuk perdamaian
Desa yang menunjukkan kekuatan pada bumi pertiwi
Airku selalu terasa segar
Tak ada polusi, tak ada pencemaran, dan tak ada keramaian pemberontakan
Inilah aku…
Desa yang penuh kedamaian
Desa yang mempunyai topik kerinduan
Desa yang mempunyai segala hal dari arti yang dalam perihal alam yang terasa dama
Itulah beberapa contoh puisi tentang alam yang dibentuk oleh orang-orang yang senang menuangkan merupakan ketakjuban serta kengerian mereka pada alam lewat tulisan. Dengan beberapa puisi alam di atas, semoga kita tetap menjadi orang-orang yang cinta dan peduli dengan alam kita.
Maka apapun rasa sanggup terlukis secara perlahan dari gesekan pena yang mengalur menjadi diksi bermakna. Puisi perihal alam tentunya mengingatkan kita untuk selalu peduli terhadap alam di sekitar kita.