Beberapa Permasalahan Pendidikan di Indonesia Wajib di perbaiki
Beberapa Permasalahan Pendidikan di Indonesia-Yuk simak pada pertemuan kali ini mimin akan membahas dan menguraikan mengenai Beberapa Permasalahan Pendidikan di Indonesia saat ini. Diindonesia sendiri sebenarnya pendidikan sudah mengalami banyak perubahan dan perombakan yang cukup signifikan, kali ini mimin hanya menguraikan beberapa hal permasalahannya saja.
Pendidikan adalah sebuah proses membiasakan seseorang atau kelompok melalui pembelajaran pengetahuan,ketrampilan dan kebiasaan yang dibimbing oleh orang lain atau guru dengan tujuan untuk mendewasakan seseorang agar menjadi orang yang cerdas,beriman,terampil dan memiliki akhlak yang mulia.
Sedangkan pendidikan menurut KKBI adalah proses pengubahan sikap dan tata perilaku seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewsakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Sedangkan menurut UU Pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk bisa mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif bisa mengembangkan potensi dirinya sendiri untuk bisa memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Berikut kami uraiakan beberapa permasalahan pendidikan yang ada diindonesia saat ini
- Program Wajib 12 Tahun
Nasib program wajib belajar 12 tahun ini masih di persimpangan jalan dengan alasan program itu belum memiliki payung hukum. Perbincangan soal realisasi wajib 12 tahun ini masih mengemuka sejak awal pemerintahan presiden jokowi, namun sepanjang 2016 hingga sekarang sudah tidak ada lagi perbincangan dan langkah untuk mewujudkan hal itu. Kami beranggapan seharusnya, UU Sisdiknas harus diamandemen khususnya pasal terkait wajib belajar sembilan tahun diubah menjadi 12 tahun. Atau, bisa juga didorong melalui Instruksi Presiden dan Peraturan Daerah tentang pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di provinsi. - Angka Putus Sekolah
Angka putus sekolah dari pendidikan jenjang smp ke smk selalu mengalami kenaikan, hal ini dipicu maraknya pungutan liat di jenjang MA/SMK/SMA. Banyak kabupaten/kota yang dulu sudah menggratiskan SMA/SMK tetapi kali ini mereka sudah resah karena banyak sekolah menarik SPP untuk bisa menutupi kekurangan anggaran untuk pendidikan. Menurutnya, alih wewenang pengelolaan jenjang sekolah menengah ini tidak menjawab kebutuhan wajar 12 tahun. Namun, hanya peralihan wewenang yang justru menimbulkan masalah baru. - Pendidikan Agama Disekolah
Pendidikan agama diindonesia kususnya di sekolah masih mendesak buat dievaluasi dan dibenahi,baik itu metode pembejarannya atau gurunya. Berdasarkan penelitian Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Jakarta (Desember 2016), terdapat 78 perden guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di sekolah, setuju jika pemerintah berdasyarkan syariat Islam dan 77 persen guru PAI mendukung organisasi-organisasi yang memperjuangkan syariat Islam. - Lemahnya Pengakuan Negara Atas Pendidikan Pesantren dan Madrasah
Masih Lemahnya Pengakuan Negara Atas Pendidikan Pesantren dan Madrasah, model pendidikan ini berperan sejak dulu jauh sebelum indonesia merdeka. Akan tetapi kii perannya termarginalkan karena tidak sejalan dengan kurikulum merdeka nasional. Maka jangan heran jika belakangan ini kekerasan ata nama agar SARA dan benih-benih radikalisme tumbuh subur. Sebab, pendidikan agama di sekolah tidaklah cukup memadahi. Pendidikan agama tidak bisa dilakukan secara instan di sekolah. Jadi, sekolah perlu bersinergi dengan lembaga pesantren dan madrasah diniyah untuk memberikan pemahaman agama yang komprehensif (tafaqquh fiddin), yang bervisi rahmatan lil alamin. - Pendistribusian Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Pendistribusian KIP ini harus tepat sasaran dan tepat waktu, bersekolah bagi kaum marginal masih jadi impian. Marginal disini terutama di alami oleh masyarakat miskin dan anak-anak yang berkebutuhan khusus. Angka putus sekolah masih didominasi oleh dua golongan tersebut. Program BOS, BSM, dan KIP perlu dievaluasi karena nyatanya masih banyak anak miskin yang susah masuk sekolah. Pendistribusian yang lambat, alokasi yang tidak akurat, dan juga penyelewengan dana turut menyelimuti implementasi program tersebut. Khusus untuk difabel mereka terkendala susahnya menemukan sekolah inklusi, dan akhirnya mereka harus sekolah daengan teman yang senasib dan semakin menjadikannya tereksklusi dari realitas sosial. - Kekerasan dan Pungutan Liar di Sekolah
Kekerasan dan pungutan liar di sekolah masih merajalela. Potret buram pendidikan di Indonesia masih diwarnai oleh kasus kekerasan di sekolah dan pengaduan pungli. Modus kekerasan ini sudah sangat rumit untuk diurai, karena para pelakunya dari berbagai arah. Komponen utama sekolah, yakni, wali murid, guru, dan siswa, satu sama lain berperan ganda. Artinya, masing-masing dapat berperan sebagai pelaku, dapat pula jadi korban. Penerapan sekolah ramah anak menjadi penting untuk direvitalisasi. Di sisi lain, fakta pungutan liar di seakan tidak dapat dikendalikan, terutama terjadi di sekolah negeri yang harusnya bebas pungutan dan juga terjadi di jenjang sekolah menengah. - Ketidaksesuaian Antara Dunia Pendidikan Dengan Dunia Kerja
Saat ini ada lebih dari 7 juta angkatan kerja yang belum mempunyai kerjaan atau masih menjadi pengangguran, sementara di saat yang sama dunia usaha mengalami kesulitan untuk merekrut tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kompetensi yang di butuhkan dan siap pakai. Ini menunjukan bahwa ada celah antara dunia industri dengan ketersediaan tenaga terampil di indonesia. Ini menjadi penting sebab di era MEA serbuan tenaga kerja asing akan mengasingkan dan bisa bikin pensiun dini tenaga kerja asli indonesia. Perbaikan dan penyempurnaan kurikulum di sekolah juga harus mampu menjawab masalah ini
Demikian yang bisa kami berikan uraian secara lengkap mengenai Beberapa Permasalahan Pendidikan di Indonesia Wajib di perbaiki. Semoga Bermanfaat